Archive for April 2013

Javier Zanetti, Legenda Hidup Yang Legawa

"Dua hal yang tidak pernah berubah dari Zanetti, potongan rambutnya dan semangat yg ditunjukkannya."
- Giuseppe Bergomi (Kapten Internazionale 1987-1999)

Sepakbola adalah olahraga yang menarik saat pemain mencapai puncak permainan pada usia 26 sampai 28 tahun. Setelah itu, waktu mulai menggerogoti mereka, cedera menjadi lebih umum, peran dalam tim mulai berkurang dan akhirnya pemain akan terpental dari satu tim ke tim sebelum akhirnya menggantung sepatu mereka.Saat ini jarang ada pemain yang menghabiskan sebagian besar karir mereka dalam satu tim. Banyak pemain yang berpindah klub karena menganggap klub yang ia bermain tidak mendapatkan gelar dalam waktu yang cukup lama atau mengejar gaji yang lebih besar di klub yang lebih kaya. Samir Nasri, Robin van Persie, hingga Zlatan Ibrahimovic adalah beberapa contohnya. 

Hanya sedikit pemain yang bertahan di satu tim dan menjadi legenda, Ryan Giggs, Paul Scholes dan Gary Neville menjadi legenda di Manchester United. Di Italia, pemain seperti Francesco Totti menghabiskan seluruh karirnya di AS Roma. Alessandro Del Piero telah menghabiskan 99 persen dari karirnya bersama Juventus, dunia sepakbola juga menjadi saksi salah satu bek terbaik sepanjang masa, Paolo Maldini, pensiun setelah menghabiskan seluruh karirnya bersama AC Milan.Satu nama yang tak boleh terlupa Javier Zanetti, dalam usia menjelang 40 tahun terus bermain di level tertinggi bersama Internazionale dan tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Meski bermain di Argentina selama beberapa tahun sebelum pindah ke Inter Milan pada usia 22 tahun, Zanetti mewujudkan semua ciri-ciri pemimpin yang baik dengan kehandalan, fleksibilitas dan konsistensi.

Banyak yang membandingkan Il Capitano Javier Zanetti dengan gelandang Red Devil, Ryan Giggs. Dengan umur yang sudah layak untuk gantung sepatu sebagai seorang pesepakbola, dua orang ini masih saja menjadi andalan bagi timnya masing-masing, mengarungi kasta tertinggi sepakbola Eropa. Namun, bagi saya Javier Zanetti memiliki kelebihan yang tak bisa dibandingkan dengan Ryan Giggs.

Keduanya memiliki fisik yang masih prima dibandingkan pesepakbola yang seumuran dengan mereka. Ryan Giggs masih sanggup mendribbling bola melewati beberapa pemain, sementara Il Pupi masih tangguh menghadang serangan-serangan yang mengancam pertahanan Il Biscione. Keduanya memiliki versatilitas yang luar biasa ketika digeser dari posisi natural mereka. Ryan Giggs mampu menjadi gelandang tengah sementara posisi naturalnya adalah sayap kiri klasik. Javier Zanetti lebih luar biasa lagi. Posisi naturalnya adalah bek kanan, namun ia mampu menjadi bek kiri, bek tengah, gelandang bertahan, gelandang kanan, ataupun gelandang kiri dengan sama baiknya menyesuaikan taktik 19 pelatih yang menangani La Beneamata sejak 1995 hingga kini.

Memang Ryan Giggs lebih bergelimang gelar dari pada Il Capitano, tapi itu semua di bawah satu nama pelatih Sir Alex Ferguson yang telah melatih Manchester United sejak 1986. Jebolan Class of 1992 itu telah meraih 12 gelar juara Premier League (mungkin bertambah nanti malam), 4 FA Cup, 4 Piala Liga, 8 Community Shield, 2 gelar juara UEFA Champions League, 1 Piala UEFA, 1 Piala Interkontinental dan 1 juara Piala Dunia antar club. Semua diraihnya dibawah bimbingan Sir Alex Ferguson, semenjak debutnya di musim 1990/1991.

Javier Zanetti, rekrutan pertama Massimo Moratti yang mendambakan kembalinya era Il Grande Inter. Javier Zanetti direkrut ketika Internazionale melewati apa yang disebut Wikipedia sebagai the dark ages. Zanetti adalah pasak pertama yang ditancapkan Moratti untuk mengembalikan kejayaan Internazionale. Meskipun ia harus menunggu 3 tahun sebelum meraih piala pertama yaitu Piala UEFA pada tahun 1998. Namun Zanetti tetap setia dengan Nerazzuri. Piala pertama yang diangkat Zanetti adalah Coppa Italia tahun 2005, 10 tahun setelah debutnya dan merasakan Scudetto pada tahun 2007, 12 tahun setelah ia menjejakkan kaki di ranah calcio.

Kesabaran, loyalitas dan kelegawaan Zanetti bertahan di kubu Il Biscione mencapai puncaknya ketika Internazionale mengukir sejarah sebagai klub Italia pertama yang meraih treble pada tahun 2010. 15 tahun penantian Zanetti untuk mencapai achievement luar biasa itu. Pencapaian itu diraih setelah Internazionale berganti pelatih hingga 14 kali, dan Zanetti tetap mampu bersaing menempati starting line up La Beneamata. Zanetti tetap mampu menunjukkan kelasnya ketika Maicon Douglas Sisenando, salah satu bek kanan terbaik dunia didatangkan ke Stadio Giuseppe Meazza pada tahun 2006. Alih-alih duduk di bangku cadangan, Il Pupi menunjukkan fleksibilitas dengan beralih ke sisi kiri lini belakang. Bahkan untuk lebih menunjukkan betapa serbaguna dia sebenarnya, ia pernah dimainkan Jose Mourinho di lini tengah ketika lini tengah Internazionale dilanda badai cederaSalah satu penampilannya yang paling luar biasa adalah ketika Zanetti mendampingi Esteban Cambiasso sebagai gelandang bertahan, bahu membahu mematikan Lionel Messi dalam semifinal UEFA Champions League 2009-2010, yang berbuntut treble pertama sepanjang sejarah calcio.
Ban kapten Internazionale melingkar di lengannya sejak menerima jabatan kapten dari Giuseppe Bergomi yang pensiun pada tahun 1999, empat tahun setelah debutnya di Internazionale. Bergomi pun termasuk pemain yang loyal. 20 tahun karier sepak bolanya hanya ia habiskan di Internazionale. Jabatan kapten yang telah ia sandang sejak tahun 1987 pun diestafetkan kepada Zanetti yang juga telah memecahkan rekornya sebagai pemain dengan penampilan terbanyak di Internazionale. 

Dalam kasus apapun, il Capitano adalah perwujudan dari seorang pemimpin sejati. Meskipun usianya hampir 40 tahun, ia masih cukup handal untuk menampilkan permainan kelas dunia di Serie A, Liga Champion dan panggung Internasional. Tidak peduli siapa yang melatih Inter, Zanetti masih sanggup memainkan lebih dari 50 pertandingan tiap tahunnya. Sesuatu yang mungkin belum tentu bisa dilakukan pemain yang berusia lebih muda darinya. Layaknya anggur, Zanetti terus bermain lebih baik seiring dengan berjalannya waktu. Jangan pensiun dulu kapten.
 

_AnovA_

Note: 
Legawa artinya adalah tulus hati, ikhlas
Monday 22 April 2013
Posted by AnovA

Isa Raja dan Salam Damai

Isa Raja
Ada yang kurang saat menyaksikan Gala Show X-Factor Indonesia tanggal 19 April 2013 kemarin. Ya, tidak ada aksi Isa Raja di panggung Gala show. Tidak ada perasaan penasaran stage act macam apa yang akan dilakukan Isa Raja di panggung Gala Show X-Factor Indonesia setelah tereliminasi seminggu sebelumnya. Well, saya mungkin bukan penggemar kompetisi bernyanyi berbasis voting yang mulai menjamur semenjak acara Akademi Fantasi Indonesia. Bahkan saya kadang tak perduli terhadap ajang Indonesia Idol yang merupakan franchise dari singing competition sukses besutan Simon Cowell.

Bagi saya singing competition seperti itu hanya menghasilkan one moment star, one hit single lalu redup begitu saja. Seperti fenomena kebanyakan band atau musisi baru. Namun entah angin apa yang membuat saya mengikuti ajang X-Factor Indonesia.

Pada awalnya saya memang terperangah dengan aksi Alex Rudiart yang membawakan Cinta Dalam Debu-nya Iklim yang ia bawakan secara ciamik dalam Gala Show 4. Tapi begitu melihat Isa Raja dengan aksi panggungnya yang unik membawakan sebuah lagu yang saya nggak tahu. Saya tiba tiba menyadari bahwa orang ini luar biasa.

Lagu (yang akhirnya saya ketahui berjudul) Give Me One Reason yang dipopulerkan Tracy Chapman, menjadi lagu perkenalan saya dengan Isa Raja. Gala Show minggu berikutnya saya dibuat lebih kagum lagi oleh peserta yang dimentorin oleh (Papa) Bebi Romeo saat ia membawakan Yang Terlupakan milik Iwan Fals.

Kriteria cover song yang bagus bagi saya ada tiga jenis kriteria sederhana. Jika saya nggak tahu lagu asli yang di-cover, lagu cover tersebut mampu menggerakkan jemari saya untuk mencari dan menyukai lagu aslinya. Yang kedua jika saya tahu lagu aslinya, versi cover-nya harus membuat saya lebih suka mendengarkan versi cover-nya. Yang luar biasa adalah versi cover yang membuat saya bingung jika ditanya mana yang lebih saya sukai antara versi asli dan versi cover-nya, karena keduanya menawarkan sesuatu yang berbeda.

Contoh untuk kriteria ketiga sebenarnya nggak banyak, beberapa diantaranya I Got The Feeling-nya The Beatles yang di-cover oleh Mongolian Chop Squad dalam manga Beck. Ada pula Beautiful-nya Christina Aguilera yang dinyanyikan dengan keren sekali oleh Eric Martin, dengan aransemen yang mirip versi aslinya (well, basically I love Eric's voice). Lalu Yang Terlupakan milik Iwan Fals yang dinyanyikan dengan aura berbeda oleh Isa Raja dalam Gala Show 5 X-Factor Indonesia.

Saking sukanya, karena saya nggak punya akun i-tunes, saya bela-belain streaming youtube untuk melihat aksi Isa Raja berkali-kali. Saya sampe hafal betul komentar para juri saking seringnya melihat rekaman video itu.

Satu hal lagi yang saya perhatikan dari Isa Raja, selain aksi panggungnya. Coba deh amati komentar video Isa Raja di youtube. Dari segunung komentar, baik komentar positif maupun negatif, bahkan terkadang menjurus flaming, banyak diantaranya diakhiri dengan dua kata: salam damai, yang dipopulerkan oleh Isa Raja.

Dua kata: Salam Damai. Sederhana namun bermakna sangat dalam. Di tengah-tengah komentar flaming dari hatersnya, (beberapa ditanggapi dan didebat oleh penggemar Isa Raja) kata salam damai hampir selalu ada dalam komentar positif mengenai Isa Raja. Kata salam damai ini mungkin sejajar dengan teriakan "Peace!" dari Kaka Slank saat terjadi gesekan antara Slankers dalam konsernya.

Ada perasaan deja vu saat mendengar kata salam damai. Saya teringat beberapa tahun yang lalu ketika saya menyaksikan penampilan Candles, ex band-nya Elda Suryani, vocalisnya Evo (eh, bandnya masih ada nggak sih? Kalo sekarang sih nama bandnya Stars & Rabbit) di sebuah acara band-band-an di Jogja. Saat itu terjadi gesekan antar penonton, suasana sempat kisruh. Candles yang sedang membawakan sebuah lagu langsung menghentikan lagu yang sedang dimainkan. Kemudian spontan si Elda bilang "Ah nggak asyik kalo rusuh semuanya". Atas inisiatif Elda, akhirnya Candles memainkan lagu Santeria-nya Sublime. Ajaib, suasana kisruh berganti menjadi joget bareng diiringi irama reggae.

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa sebuah lagu bisa membawa perubahan. Membawa damai, mungkin seperti yang dicita-citakan Isa Raja saat ia mengucapkan Salam Damai. Pesan yang sangat singkat namun cukup bermakna dari Isa Raja ini mungkin menjadi faktor X lain selain aksi panggungnya yang kita tahu sangat luar biasa. Terlalu muluk kalo dibandingkan dengan "Peace!!"-nya Slank yang udah sampai mana-mana. Namun jargon sederhana seperti Salam Damai ini dengan mudahnya diterima dan digunakan dikalangan penggemarnya, bahkan mungkin saja jargon salam damai ini lebih diingat dari PBSK-nya Papa Bebi.

 
 Salam Damai
_AnovA_

NB:
Mungkin ada baiknya Isa Raja tidak lolos ke 5 besar. Harapan saya justru agar Bang Isa bisa berkarya tanpa embel-embel X-Factor Indonesia. Bang Isa bisa berkarya atas nama Isa Raja sendiri.
Dan semoga suatu saat saya bisa ngobrol tentang musik dengan Bang Isa, mungkin di sebuah kedai kopi, sebagai seorang teman bukan sekedar penggemar, karena teman lebih long lasting daripada sekedar fans :D










Posted by AnovA

Membedah 'La Grande Inter'

Helenio Herrera
Jauh sebelum Internazionale bangkit di Serie A pada musim 2004 hingga meraih treble pada tahun 2010, La Beneamata pernah mengalami masa keemasan pada tahun 1960-1968. Masa itu disebut era 'La Grande Inter'. Era 'La Grande Inter' berawal dari kedatangan pelatih Helenio Herrera pada tahun 1960 dari Barcelona, ​​dengan membawa Luis Suárez, jenderal lapangan tengah Barcelona yang memenangkan Ballon d'Or pada tahun yang sama. Helenio Herrera inilah yang mengubah Il Biscione menjadi salah satu tim terbesar di Eropa di masa itu. 

Internazionale dibawanya ke peringkat tiga Serie A di musim pertamanya, peringkat dua di musim berikutnya dan meraih scudetto di musim kepelatihannya yang ketiga. Di Eropa, kebesaran Inter diikuti kemenangan Piala Champions secara berurutan pada tahun 1964 dan 1965. Herrera pun dijuluki ll Mago, yang berarti penyihir. 

Taktik yang membawa kesuksesan
Dalam dua musim pertamanya, Herrera memainkan sepakbola menyerang, seperti yang ia lakukan di Camp Nou. Tapi itu hanya menghasilkan peringkat ketiga dan peringkat kedua di dua musim pertamanya. Hal ini membuat Presiden Angelo Moratti mempertimbangkan pemecatan dirinya.

Herrera memodifikasi taktik 5-3-2 atau yang pada waktu itu dikenal sebagai Verrou (grendel) untuk memberi fleksibilitas yang lebih besar pada saat serangan balik. Sistem ini sebenarnya diciptakan oleh seorang pelatih Austria bernama Karl Rappan. Skema asli Rappan pada dasarnya menggunakan 4 defender tetap, memainkan sistem man-to-man yang ketat, ditambah playmaker di tengah lapangan yang mengatur distribusi bola bersama dengan dua sayap lini tengah. 

Herrera merespon dengan memindahkan seorang gelandang  ke posisi sweeper, sebagai defender kelima namun membebaskan bek kiri untuk membantu serangan. Sweeper bertindak sebagai pemain yang menghadang musuh yang telah melewati dua center back sekaligus menjadi poros pertama serangan balik.  

Skema Permainan La Grande Inter

Armando Picchi menjadi salah satu sweeper terbaik di dunia di bawah pelatih berdarah Prancis-Argentina itu, sementara Giacinto Facchetti mampu mencetak banyak gol karena skema yang benar-benar membebaskan dia untuk maju menyerang hingga garis depan.

Luis Suarez dibawa Herrera dari Barcelona untuk bermain di Internazionale, menggunakan dia sebagai jenderal lapangan tengah dengan visi permainannya yang fantastis untuk mendistribusikan bola ke depan, sementara sayap kanan (atau tornante) Jair bermain lebih ke dalam untuk mengisi ruang di kanan belakang.

Dengan sistem inilah Herrera membawa Inter meraih Piala Champions dan Piala Interkontinental dua kali berturut-turut, tiga Scudetto dan Coppa Italia dalam rezim kepelatihannya di Internazionale.

disadur dengan berbagai penyesuaian dari:
oleh : Sam Tighe
Thursday 18 April 2013
Posted by AnovA

Hamstring Yang Tak Selucu Hamster

Rodrigo Palacio


Cedera Rodrigo Palacio setelah membawa Inter memenangi laga tunda melawan Sampdoria awal April ini benar-benar membuat La Beneamata terpukul. Hal itu dipeburuk dengan cederanya Antonio Cassano, dalam laga melawan Atalanta. Tes yang dilakukan oleh tim medis Inter menunjukkan bahwa Palacio dan Cassano terkena cedera hamstring tingkat dua. Kata "Cedera Hamstring" bagi para penggila bola mungkin tak asing lagi. Hamstring memang merupakan cedera yang sering dialami oleh para pemain sepakbola. Terutama bagi mereka yang mengandalkan kecepatan dan melakukan berakselerasi secara intens.

Hamstring itu apa sih?
Otot hamstring (paha) merupakan kumpulan tiga otot yang memanjang mulai dari pinggul hingga lutut. Dengan otot-otot itu, kita bisa meluruskan kaki atau menekukkan otot. Celakanya, ketika otot-otot hamstring meregang melebihi batas, akan menyebabkan cedera.
Otot-otot Kaki

Cedera hamstring biasanya ditandai dengan nyeri di paha bagian belakang secara tiba-tiba saat beraktivitas. Otot terasa robek dan putus, area sakit terasa bengkak, lebam dan berwarna biru, otot melemah hingga kaki tak bisa lagi digunakan.

Cedera ini biasanya terjadi karena melakukan gerakan yang cepat dan tiba-tiba, seperti berlari, melompat, dan meregangkan kaki. Ketika terjadi hal-hal tadi, maka serabut otot hamstring mengalami peregangan berlebihan dan menyebabkan perdarahan dan memar.

Tingkat Cedera Hamstring
Dalam keterangan d atas, disebutkan Rodrigo Palacio dan Antonio Cassano mengalami cedera hamstring tingkat dua. Cedera hamstring pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan.
Grade 1
Sensasi kram atau sesak dan sedikit perasaan nyeri saat otot diregangkan atau berkontraksi. Cedera hamstring tingkat satu biasanya sembuh dengan cepat, biasanya pemain bola akan kembali bermain dalam seminggu hingga dua minggu ke depan.
Grade 2
Satu sampai dua otot-otot hamstring mengalami robek. Rasanya tentu saja akan sangat menyakitkan. Paha dan kaki Anda masih bisa digerakkan, meski akan kehilangan sebagian tenaga. Cedera hamstring tingkat dua harus beristirahat antara empat hingga delapan minggu. 
Cedera Hamstring tingkat 3
Grade 3
Cedera hamstring grade 3 adalah cedera parah. Ada rasa terbakar atau nyeri seperti tertusuk pada otot dan atlet tidak dapat berjalan tanpa rasa sakit. Otot benar-benar robek dan ada kemungkinan  benjolan besar di jaringan otot yang robek. Tingkat tiga cedera hamstring memiliki waktu pemulihan lebih lama lagi, perlu lebih dari delapan minggu untuk penyembuhan dan paling tidak empat bulan istirahat untuk kembali ke keadaan semula.

Jika sudah mengalami itu, yang Anda butuhkan selain pengobatan adalah istirahat yang memakan waktu berbulan-bulan. Tak heran jika seorang pemain bola yang mengalami cedera hamstring parah harus rela duduk di bangku cadangan dan kehilangan kesempatan bermain.

Penanganan dan pencegahan

FIFA sendiri menganjurkan protokol P-R-I-C-E ketika seorang pemain tiba-tiba terkena cedera hamstring 
P - Protection; melindungi bagian yang cedera
R - Rest; mengistirahatkan bagian yang cedera
I - Ice; gunakan es, untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
C - Compression; Menekan bagian yang cedera untuk mengurangi pembengkakan
E - Elevation; meninggikan bagian yang cedera lebih tinggi dari letak jantung untuk mengurangi pembengkakan
Metode PRICE digunakan untuk mengurangi perdarahan dan kerusakan dalam jaringan otot. Cedera tingkat pertama dapat dengan mudah menjadi buruk jika otot hamstring tersebut tidak diistirahatkan dengan baik. Untuk cedera hamstring grade pertama, paha belakang harus beristirahat dari kegiatan olahraga selama kurang lebih 3 minggu, dan kelas dua luka biasanya membutuhkan 4 sampai 6 minggu untuk pemulihan. Otot hamstring yang pecah membutuhkan pembedahan dan rehabilitasi selama kurang lebih 3 bulan.
Pengobatan awal cedera, lepas dari tingkat keparahan cedera, adalah sama. Dalam lima hari pertama, otot hamstring yang diistirahatkan di posisi yang ditinggikan dengan kompres es selama dua puluh menit setiap dua jam. Kompresi perban dilakukan untuk membatasi pendarahan dan pembengkakan jaringan otot. Setelah lima hari istirahat, rehabilitasi aktif dapat dimulai.
Meski demikian, cedera otot hamstring dapat dicegah dengan meluangkan waktu untuk melakukan pemanasan. Cukup 10 hingga 15 menit sebelum latihan inti untuk melenturkan otot-otot.



_AnovA_
dari berbagai sumber

Posted by AnovA
Tag :

Der Klassiker di Final?


Undian UEFA Champion League mempertemukan dua tim asal Spanyol dan tim asal Jerman. FC Bayern Muenchen bersua dengan FC Barcelona dan Borussia Dortmund kembali bersua dengan Real Madrid. Kedua laga diprediksi akan berlangsung dengan ketat.
Muenchen dan Barcelona adalah dua tim dengan rata-rata possesion ball tertinggi di UCL. Menarik disimak bagaimana keduanya saling beradu strategi untuk bersaing ball possesion di lapangan. Dengan materi pemain yang komplet untuk menunjang permainannya Bayern Muenchen bukanlah tim kemaren sore yang bisa ditaklukkan oleh Barcelona. Sementara Barcelona sendiri tentu saja tidak bisa dipandang remeh meskipun dominasi Barcelona era Villanova mungkin tak seperti Barcelona era Pep Guardiola.

4-2-3-1 vs 4-3-3
Di Liga BBVA, formasi 4-2-3-1 musim ini menjadi formasi yang paling banyak dipakai oleh tim-tim peserta La Liga untuk menghadapi Barcelona. Meskipun tak semuanya berakhir dengan kemenangan. Keseimbangan penyerangan dan pertahanan dengan adanya dua Holding Midfielder, keleluasaan Attacking Midfielder untuk menyerang balik melalui tengah atau kedua sisi lapangan menjadi keunggulan formasi 4-2-3-1 dan menjadi kunci dalam meredam agresifitas formasi 4-3-3 khas Barcelona.
Kedua gelandang bertahan Bayern Muenchen, Javi Martinez dan
Bastian Schweinteiger akan bekerja keras menahan kreatifitas Xavi Hernandez dan Andres Iniesta. Sementara Messi akan dibantu David Villa dan Pedro Rodriguez akan bekerja membongkar pertahanan tim asal Bavaria yang dikomando Phillip Lahm.
Perlu diingat, bahwa Bayern Muenchen dan Real Madrid adalah dua tim yang mampu menerapkan sistem 4-2-3-1 dengan sangat baik. Javi Martinez dan Bastian Schweinteiger memiliki peran yang sangat besar dalam mengemban tugas sebagai Holding Midfielder untuk menutup celah di lini belakang, sekaligus menjadi inisiator serangan.
Barcelona sendiri yang fasih menggunakan 4-3-3 tentu tidak dapat diremehkan begitu saja. 4-3-3 Barcelona adalah 4-3-3 istimewa yang dikembangkan oleh Pep Guardiola yang musim depan dipastikan akan menangani Bayern Muenchen. 4-3-3 Barcelona sangat agresif dalam menyerang sekaligus mampu menahan counter attack dari lawannya. Hal ini tercermin dalam 98 gol yang dilesakkan Barcelona hingga jornada ke 31 di La Liga. Agresifitas dalam bertahan pun juga ditunjukan melalui pressing yang langsung dilakukan oleh pemain Barcelona saat kehilangan bola. Kebobolan 33 gol hingga jornada ke 31 adalah yang terbaik ke tiga setelah dua tim ibukota, Atletico Madrid dan Real Madrid.
4-3-3 yang pada dasarnya sangat cocok untuk melakukan serangan balik diubah Pep Guardiola menjadi formasi yang sangat fasih melakukan posession football.  Dengan formasi ini Pep Guardiola membawa Barcelona menguasai dunia.

Messi-dependensi
Barcelona mungkin perlu mewaspadai penyakit ketergantungan kepada Lionel Messi. Sang Messiah benar-benar menjadi tumpuan dalam 46 laga bersama El Barca. Terbukti dari 98 gol Barcelona di ajang La Liga, 43 gol dicetak atas nama pemain bernomor punggung 10 ini.
Bayern Muenchen perlu mewaspadai kehadiran pemain Argentina ini. Pada laga perempat final antara Barcelona dan PSG, Messi yang baru masuk pada menit ke-61 menjadi inisiator gol balasan yang dicetak Pedro Rodriguez. Messi mampu menarik perhatian lini belakang PSG sehingga Pedro mampu menemukan celah dan mencetak gol.
Bayern Muenchen perlu berkaca pada rival Barcelona, Real Madrid yang sukses mengalahkan Barcelona dalam dua El Classico terakhir, dan Intermilan pada leg I semifinal UCL 2010 yang sama-sama menerapkan 4-2-3-1 untuk menahan 4-3-3 Barcelona.

Kedalaman Squad yang Mumpuni
Bayern Muenchen didukung dengan pemain-pemain kelas dunia di semua lini, Materi pemain oke menjadikan Bayern kuat di segala sektor, mulai dari penjaga gawang, lini belakang, sampai  ujung tombak. Die Roten bahkan bisa dikatakan sebagai tim paling seimbang di antara para semi-finalis Liga Champions lainnya.

Di bawah mistar berdiri kiper nomor satu Jerman, Manuel Neuer. Sementara garis pertahanan yang ditinggal Badstuber akibat cedera panjang menjadi milik kapten Philipp Lahm, Daniel van Buyten/Jerome Boateng, Dante, serta David Alaba.

Double pivot yang menjadi kunci skema 4-2-3-1, Javi Martinez dan Bastian Schweinsteiger, yang tak hanya tangguh melindungi back-four tapi juga cermat dalam mendistribusikan bola. Dengan cederanya Toni Kroos, Arjen Robben kembali masuk tim inti sebagai trio penyokong di belakang striker bersama Thomas Muller dan Franck Ribery.

Sementara Mandzukic sukses merebut posisi utama di lini serang, karena selain jago menyerang, ia juga fasih memainkan peran sebagai "bek" pertama saat tim kehilangan bola. Bomber Kroasia itu akan absen dalam leg pertama melawan Barcelona di semi-final, namun sosok terpinggirkan, Mario Gomez, siap unjuk gigi. Sehingga bukan mustahil Bayern Muenchen akan mampu menaklukkan Barcelona.

4-2-3-1 vs 4-2-3-1
Sementara itu laga lain mempertemukan peringkat dua Bundesliga dan La Liga, Borussia Dortmund dan Real Madrid. Kedua tim sempat bertemu di babak penyisihan grup D. Nama besar Real Madrid tidak menjadi jaminan tim asal ibukota Spanyol itu melenggang mulus di semifinal. Dortmund menorehkan rekor belum terkalahkan di UCL musim ini. Sebuah hal yang tidak bisa dipandang remeh. Dalam dua pertemuan di babak penyisihan grup pun Real Madrid tidak mampu menaklukkan Die Borrusen.
Namun bukan berarti Borussia Dortmund akan dengan mudah melaju ke final. El Real di semifinal berbeda dengan El Real di penyisihan. Apalagi Real Madrid berambisi untuk meraih La Decima, trofi liga champion ke sepuluh, dan Jose Mourinho pun memiliki ambisi pribadi untuk mencetak rekor menjuarai liga champion ketiga kalinya dengan tiga tim berbeda.
Di atas kertas, Los Galacticos memiliki squad yang lebih mumpuni daripada Dortmund. Namun racikan Juergen Klopp dan status kuda hitam Borussia Dortmund menjadi kelebihan tim Jerman ini dalam melawan raksasa Spanyol.
Kedua tim sama-sama menggunakan 4-2-3-1, bisa diprediksi pertempuran di lini tengah akan berlangsung sengit. Lini tengah Madrid yang dikomando oleh Mezut Oezil dan Xabi Alonso akan berhadapan langsung dengan lini tengah Dortmund yang dikomando Ilkay Gudogan dan duet Marco Reus dan Mario Goetze.

Efisien dan Mematikan
Sepakbola Jerman dianggap identik dengan permainan monoton dan text book layaknya robot. Namun apa yang diperlihatkan Dortmund di musim ini berbeda dengan anggapan tersebut. Dortmund bermain lebih efisien dengan skema 4-2-3-1, dan tidak perlu terlalu lama menguasai bola. Saat menguasai bola, para pemain melakukan satu-dua sentuhan cepat, dan tiba-tiba sudah berada di depan gawang lawan.
Ketika kehilangan bola, Dortmund langsung melakukan tekanan ke pemain lawan. Mereka juga beberapa kali menunggu lawan menjadi lengah, dan selanjutnya melakukan serangan balik mematikan.
Dortmund juga memiliki duet Marco Reus dan Mario Goetze di lini tengah. Marco Reus bersama Mario Gotze menjadi sosok penting dalam serangan Dortmund. Reus dan Gotze bergantian menjalankan peran pengatur serangan yang diemban Shinji Kagawa musim lalu. Bahkan, duet itu lebih dahsyat dibandingkan pendahulunya.Gotze bertindak sebagai pengatur permainan. Pemain termuda di starting line-up ini tidak hanya bertugas sebagai pemberi umpan bagi Robert Lewandowski, namun juga pencetak gol. Hal serupa juga diperlihatkan Reus. Walau lebih kerap berperan sebagai pemain bernomor 9, Reus juga memiliki kemampuan untuk menjadi pengumpan andal. Pertukaran peran kedua pemain ini sering membuat lawan kebingungan.

Ambisi La Decima
Sementara Real Madrid memiliki ambisi meraih La Decima, gelar UEFA Champions League ke-10. Misi ini sebenarnya sudah digembar gemborkan oleh Real Madrid sejak musim 2011 – 2012. Musim lalu para pemain yakin dapat merengkuh trophy ke-10nya, tetapi di semi-final mereka harus mengakui kehebatan Bayern Munchen yang mengalahkan mereka lewat drama adu penalti dengan skor 3 – 1. Misi La Decima sendiri masih ingin dicapai oleh para pemain Real Madrid begitu pula para fans dan manajemen. Tak ayal pula sang pelatih Jose Mourinho juga mengidam-ngidamkan gelar ke-10, dengan mengubahnya semua dengan angka 10, seperti latihan pagi diganti menjadi jam 10 dan bahkan ketika Madrid bertandang ke Signal Iduna Park, markas Borussia Dortmund dalam penyisihan UCL musim ini, Jose Mourinho duduk dekat kabin dengan nomor bangku 10D, yang merupakan kata depan dari ‘Decima’. 
Menjadi juara UCL untuk kali kesepuluh adalah motivasi terbesar yang dimiliki Madrid sejak terakhir kali juara musim 2001/02. Tentu tidak ada waktu yang lebih tepat melakukannya dibandingkan dengan saat ini ketika mereka memiliki sosok seperti Cristiano Ronaldo, Iker Casillas, Sergio Ramos, dan Xabi Alonso yang kenyang pengalaman merebut gelar juara; serta bintang-bintang internasional seperti Karim Benzema, Angel Di Maria, dan Mesut Ozil, juga pelatih handal Jose Mourinho yang telah mengantarkan FC Porto dan Internazionale menjadi Juara UCL. Apalagi kemungkinan menjadi kampiun di La Liga sudah sangat tipis sekali. Gelar La Decima akan membuat Los Galaticos masih bisa tersenyum di akhir musim.
Selain itu kemungkinan pelatih asal Portugal itu hengkang dari Santiago Bernabeu di akhir musim - apapun prestasi yang diraih Si Putih menjadi tambahan motivasi terendiri bagi sang Entrenador. Gelar La Decima di ajang tertinggi sepakbola Eropa akan menjadi kado perpisahan yang takkan dilupakan publik Madrid dalam buku sejarah.
Final Ideal
Siapa diantara 4 tim tangguh tersebut yang akan meraih La Orejana? Jawabannya tentu saja harus menanti Final tanggal 25 Mei mendatang. Keempat tim memilik kans yang sama besar. Namun hanya ada dua tim yang dapat melaju ke babak berikutnya, dan akan bertarung di Wembley, menjadi yang terbaik di Eropa.
Melihat rekam jejak keempat tim, tentu saja kita sebagai penikmat bola dapat berharap tiga pertandingan terakhir UCL musim ini akan berjalan seru. Semoga saja tidak terjadi kontroversi di semi final dan final besok.


Salam Olahraga!
Tuesday 16 April 2013
Posted by AnovA

Materazzi On Referees: ‘Official, They’re…’

After another non-existent penalty against Inter, Marco Materazzi wasn’t happy at all as he tweeted against the referees:

“Official! They’re shit!”

And no more words are needed to describe how the referees have been acting.

Source: http://fedenerazzurra.com/2013/04/15/materazzi-on-referees-official-theyre/
Posted by AnovA

Luka La Beneamata

Musim 2012-2013 mungkin bukan merupakan musim yang manis bagi Internazionale. Berbagai kontroversi dan badai cedera datang silih berganti menghantam Il Nerazurri. Diawali dari cedera Diego Milito di ajang UEFA Europe League, kemudian disambung oleh cedera Rodrigo Palacio kurang dari 24 jam setelah menjadi pahlawan kemenangan Inter atas Sampdoria, ditambah lagi cedera Antonio Cassano, yang praktis menyisakan Tomasso Rocchi sebagai satu satunya striker senior di kubu Il Biscione.
Peluang La Beneamata untuk tampil di UEFA Champion League musim depan pun terancam pupus. Tipisnya stok pemain dan jarak 9 points dengan rival sekota AC Milan yang menempati posisi ketiga nampaknya sulit dikejar, mengingat kompetisi tinggal menyisakan enam pertandingan. Masuk ke enam besar menjadi target paling realistis bagi squad Andrea Strammaccioni. Namun Internazionale perlu banyak berbenah untuk menatap musim depan, jika ingin mempertahankan reputasinya sebagai salah satu tim besar di Italia.

Badai Cedera, Apakah Murni ketidakberuntungan belaka?
Tipisnya squad Inter disebabkan oleh badai cedera disaat kompetisi memasuki frase krusial. Cedera bukan hal yang baru bagi Inter. Namun sejak kepergian Jose Mourinho, cedera pemain Inter meningkat sampai taraf yang mengkhawatirkan. Musim ini 11 dari 33 pemain Inter cedera. Hal ini berarti sepertiga dari squad utama Inter. 
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Mungkin jika ini hanya permainan Football Manager, saya yakin Strammaccioni akan me-restart permainan. Sayangnya hal ini adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Kekalahan mengecewakan atas Cagliari semalam, masih ditambah dengan cederanya Walter Gargano dan Yuto Nagatomo yang baru masuk kurang dari 10 menit. Apakah ada kesalahan dengan tim medis Inter? Bisa jadi. Atau mungkin ada kesalahan dalam metode latihan dan metode kebugaran pemain? Mungkin saja.

Kesalahan Kebijakan Transfer
Selain permasalahan badai cedera di atas, kubu Nerazzuri menerima banyak kritik mengenai kebijakan transfer yang buruk. Duet Marco Branca dan Pierro Ausillio menjadi kambing hitam atas kesalahan kebijakan transfer Il Nerazzuri. Yang terbaru tentu saja keputusan menyertakan separuh kepemilikan Marco Livaja sebagai bagian dari transfer Ezequiel Schelotto. 
Di awal musim, jebolan Primavera Samuelle Longo dan Marco Livaja digadang-gadang sebagai calon striker masa depan Nerazzuri. Namun, Samuelle Longo dipinjamkan ke Espanyol, sedangkan Livaja akhirnya malah berlabuh di kubu La Dea. Sebagai gantinya Inter malah mendatangkan Tomasso Rocchi yang lama tidak bermain di kompetisi yang kompetitif. Hal ini berimbas saat kompetisi memasuki masa krusial, sementara cedera datang menerpa pemain Inter. Memang, tidak semua transfer Inter buruk. Kedatangan Schelotto, Kovacic, dan Kuzmanovic di jendela transfer musim dingin mampu melapis lini tengah Inter.

Internazionale: Reboot
Menarik menunggu bagaimana Massimo Moratti akan bereaksi terhadap musim yang mengecewakan bagi Inter. Kesalahan memang tidak sepenuhnya terletak pada Andrea Strammaccioni sebagai pelatih ataupun Marco Branca dan Pietro Ausillio sebagai penanggung jawab transfer ataupun Franco Combi sebagai penanggung jawab medis Inter. 
Jika Moratti benar-benar ingin meremajakan Inter, hendaknya beliau memiliki kesabaran untuk mempertahankan Strammaccioni dan banyak mempromosikan dan mempertahankan pemain muda Internazionale.
Akademi Internazionale adalah salah satu akademi sepakbola terbaik di Italia. Terbukti di squad Azzurini banyak ditempati oleh jebolan akademi Internazionale. La Beneamata harus berani memainkan dan mempertahankan pemain mudanya. Talenta seperti Rafaelle di Gennaro, Simone Pasa, Marco Benassi, Joel Obi, Ibrahima Mbaye hingga Mateo Kovacic harus dipertahankan dan diberi kesempatan bermain semaksimal mungkin.
Inter (dan juga Italia) harus berani meniru klub-klub Jerman yang berhasil menelurkan pemain-pemain muda berbakat dengan kesabaran dan memberi kesempatan bermain. Percayalah Inter (dan Italia) tak pernah kekurangan pemain berbakat. Kesuksesan tak pernah datang dalam waktu semusim.

Forza Inter!

dapat disimak juga di:
http://inter-milan-indonesia.blogspot.com/2013/04/luka-la-beneamata.html
Monday 15 April 2013
Posted by AnovA

A Wishlist for Konami

One of Konami game, Pro Evolution Soccer series were always be my favorite game to play. Even the original game have less licensed team than its rival, EA's FIFA series, in my opinion PES is more fun. The game-play and the classic feature like Master League are its fans favorite aspects.
Konami will launch next series of PES on September / October 2013. PES 2014 will use a modified version of Fox Engine, developed by Kojima Productions. Key features of the new engine, besides much improved graphics, include all new physics and animation engines. The engine for PES 2014 will be using mainly for the graphics, according to Konami. All ingame 3D objects receive a major overhaul and are said to look very close to real life counterparts.
Kits are now separated from player models which means they they hang from the players and flow. Faces, while using only 2000 polygons, are looking very realistic thanks to shading and texture. Thanks to Pro Evolution Soccer's new Engine, snow will return to the weather selection.
But IMO, the new graphic engine is not only the reason why the fans will love PES more. Game play is more important than graphics.
The Goalkeepers and referees AI are the game's aspects Konami needs to overhaul completely as they are completely flops in PES 2013. It makes me furious when the AI defender never get a straight red card (or perhaps in my experience they never get a double yellow card). or when the referee give me a yellow card when the AI attacker trip accidentally.
The Goalkeeper need more overhaul, they seem too careless to go forward when the AI attack.
I also would like to see another improvement in tactical precision. For example when playing against Barcelona, it would be more realistic to see they try to get more ball possession or try to press my player when they loss the ball. Also sometime the AI's using to much tricky dribble, but in reality the trick is seldom used.
Master League mode as one of my favorite feature would need more improvement. It will be great to be able to change club in the end of season. I used to play ML until 12 seasons, I think would be able to break Sir Alex Ferguson's record to play more 10 seasons in same team. How about regenerate retired player instead of "reborn" player? it would be more realistic to see that in the next series.
Yeah, perhaps my idea was more like a combination between PES and Football Manager, but I think it's important to see that in world's best football game.
Posted by AnovA
Tag :

Porn Fact!!

There are more than 26 million porn sites.

There are more than 26 million porn sites.

The online porn industry makes over $3,000 per second

The online porn industry makes over $3,000 per second

There are 40 million regular consumers of online porn in America

There are 40 million regular consumers of online porn in America

U.S. consumers account for over half of all online porn revenue

U.S. consumers account for over half of all online porn revenue

8% of all emails sent are pornographic

8% of all emails sent are pornographic

1 in 4 search queries is about porn

1 in 4 search queries is about porn

More than a third of all downloads are porn

More than a third of all downloads are porn

Most people searching for porn DON'T search for 'porn'

Most people searching for porn DON'T search for 'porn'

Utah residents subscribe to porn sites more than anyone else

Utah residents subscribe to porn sites more than anyone else

People get more porn than they want

People get more porn than they want

It's a tiny part of the whole, but there is still a terrifying amount of child pornography out there

It's a tiny part of the whole, but there is still a terrifying amount of child pornography out there

Kids start seeing porn at age 11

Kids start seeing porn at age 11

1 in 5 men watch porn AT WORK

1 in 5 men watch porn AT WORK

Sunday is the peak of the porn-consumption week

Sunday is the peak of the porn-consumption week

We cant avoid them right?
Friday 12 April 2013
Posted by AnovA
Tag :

About Seribukertas

Ada yang penasaran kenapa nama seribukertas.com muncul di blogroll sebelah kanan ini? 
Seribukertas adalah forum yang kami bentuk bersama temen-temen penulis amatir sebagai sarana untuk menyajikan tulisan kami yang masih amburadul.

Awalnya gimana tuh?
Ide awalnya berasal dari seseorang ber ID Reditya (yang ternyata adalah ranger biru) yang memiliki tujuan serupa. Well, kami adalah sesama member di sebuah forum dewasa dan sama-sama aktif di sub forum cerita panas. Meskipun sesama penulis di forum cerita panas, bukan berarti otak kami hanya berisi selangkangan dan kelamin saja. Beberapa cerita malah menurut saya berjenis literotika. literatur erotis.

Literatur Erotis? Apaan tuh?
Literatur erotis adalah cerita-cerita fiksi yang mengandung adegan hubungan seksual.

Lah?! Pornografi dong
Well, mungkin sedikit berbeda. menurut saya, cerita porno hanya berfokus pada adegan seksual dalam cerita, dengan unsur intristik cerita yang hanya disajikan ala kadarnya.
Literatur erotis justru sebaliknya, adegan seksual malah digunakan untuk mendukung unsur intristik cerita. fokus utama bukan pada adegan tersebut namun pada plot, karakter tokoh dsb.

Trus Seribukertas isinya itu doang?
Tentu saja tidak. kami juga memfasilitasi para member dengan topik-topik yang bukan hanya mengenai dunia tulis menulis, dengan fokus pada kategori writing zone.

Kalo daftar bayar enggak Om?
Karena kami bikinnya enggak keluar duit (kecuali buat sewa hosting dan domain) tentu saja gratis. Kalo berbaik hati mau kasih donasi untuk bantuin sewa hosting juga dipersilakan :D

Tar kalo tulisan ane dibajak gimana?
Well, kembali ke tujuan awal pembuatan forum, kami ingin memfasilitasi para penulis yang ingin berbagi karya. sekiranya masih takut untuk berbagi ya di spoiler, dikasih link ke website pribadi yang sudah di-disable right click. kami ingin mengedukasi member untuk menghargai karya orang lain.

Eh Om, Forumnya keren. Ajarin cara bikinnya dong!
Sini-sini wani piro :p



Posted by AnovA

Is It Possible?

 "Your Majesty, how do the consequences in France if the officials do not want to carry out the administrative judicial decision?" he asked then.

When this question asked,
Chief Conseil d'Etat Français stunned. They can not understand what that meant and the French asked the question again. After that, they even asked, "Is it possible?"
 That question asked by Paulus Effendy Lotulung, a supreme magistrate who have retired, when he discussed with Legal Institutions in France. That question reflects our society in Indonesia. If the officials do not want to carry out the administrative judicial decision, how about the others?
Our people demands our nation become a law based country, but how it's possible if we don't want to carry out a judicial decision? Our people demands our nation become a democratic country, but how it's possible if we don't tolerate the difference among society.
We already know that our complicated society consist of a lots race, ethnics, and religions background. Perhaps one of us do not agree with our derivative law from dutch law. But I doubt if our nation have our original law, our own ius constituendum, this problem will still exist. because the problem is not in the law it self, but in our society. the mental of the people. 
"Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya" it is true. We cant be a great nation if the mental of our people's still like this. Because the people is the soul of a nation.



Posted by AnovA

Welcome, Bienvenue, Benvenutto, Selamat Datang, Sugeng Rawuh

Welcome to my blog. 
Well, it's not my first blog. I used to have a blog, but i use it just for my academic task. Here in Anovanisme, I want to share about everything I like. Yes, all people share everything they like on their own blog, so what's the difference? 
The difference is in me. If you believe in God, you already know that He creates humans uniquely. If you don't believe in God, you should believe in free will of human being. I have a free will to be different from the others.
Bon, enough for the chit chat and bla bla bla. Enjoy this blog.


Saludos Cordiales

_AnovA_
Thursday 11 April 2013
Posted by AnovA

Popular Post

Blogger templates

Labels

- Copyright © anovanisme -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -